PERTUKARAN SOSIAL

Pertukaran sosial diantara tokoh-tokoh yang mengembangkan teori ini antara lain adalah psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959), sosiolog George Homans (1961),Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964). Berdasarkan teori ini, kita masuk kedalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena dari padanya kita memperolehimbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Seperti halnya teori pembelajaran sosial, teori pertukaran sosialpun melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal). Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas orang-orang lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala hal yang diperloleh melalui adanya pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antar dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya,pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan, persahabatan – hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagidirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
Pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
  • Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.
  • Jenis hubungan yang dilakukan.
  • Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain
  • Munculnya teori pertukaran sosial
Pada umumnya,hubungan sosial terdiri daripada masyarakat, maka kita dan masyarakat lain di lihat mempunyai perilaku yang saling memengaruhi dalam hubungan tersebut,yang terdapat unsur ganjaran , pengorbanan dan keuntungan . Ganjaran merupakan segala hal yang diperolehi melalui adanya pengorbanan,manakala pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan,dan persahabatan.
Analogi dari hal tersebut, pada suatu ketika anda merasa bahwa setiap teman anda yang di satu kelas selalu berusaha memperoleh sesuatu dari anda. Pada saat tersebut anda selalu memberikan apa yang teman anda butuhkan dari anda, akan tetapi hal sebaliknya justru terjadi ketika anda membutuhkan sesuatu dari teman anda. Setiap individu menjalin pertemanan tentunya mempunyai tujuan untuk saling memperhatikan satu sama lain. Individu tersebut pasti diharapkan untuk berbuat sesuatu bagi sesamanya, saling membantu jikalau dibutuhkan, dan saling memberikan dukungan dikala sedih. Akan tetapi mempertahankan hubungan persahabatan itu juga membutuhkan biaya (cost) tertentu, seperti hilang waktu dan energi serta kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak jadi dilaksanakan. Meskipun biaya-biaya ini tidak dilihat sebagai sesuatu hal yang mahal atau membebani ketika dipandang dari sudut penghargaan (reward) yang didapatkan dari persahabatan tersebut. namun, biaya tersebut harus dipertimbangkan apabila kita menganalisa secara obyektif hubungan-hubungan transaksi yang ada dalam persahabatan. Apabila biaya yang dikeluarkan terlihat tidak sesuai dengan imbalannya, yang terjadi justru perasaan tidak enak di pihak yang merasa bahwa imbalan yang diterima itu terlalu rendah dibandingkan dengan biaya atau pengorbanan yang sudah diberikan.
Analisa mengenai hubungan sosial yang terjadi menurut cost and reward ini merupakan salah satu ciri khas teori pertukaran. Teori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa mikro, khususnya pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi (interpersonal). Pada pembahasan ini akan ditekankan pada pemikiran teori pertukaran oleh Homans dan Blau. Homans dalam analisanya berpegang pada keharusan menggunakan prinsip-prinsip psikologi individu untuk menjelaskan perilaku sosial daripada hanya sekedar menggambarkannya. Akan tetapi Blau di lain pihak berusaha beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat yang lebih makro yaitu struktur sosial. Ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana struktur sosial yang lebih besar itu muncul dari proses-proses pertukaran dasar.
Berbeda dengan analisa yang diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori pertukaran ini terutama melihat perilaku nyata, bukan proses-proses yang bersifat subyektif semata. Hal ini juga dianut oleh Homans dan Blau yang tidak memusatkan perhatiannya pada tingkat kesadaran subyektif atau hubungan-hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara tingkat subyektif dan interaksi nyata seperti yang diterjadi pada interaksionisme simbolik. Homans lebih jauh berpendapat bahwa penjelasan ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur secara empirik. Proses pertukaran sosial ini juga telah diungkapkan oleh para ahli sosial klasik. Seperti yang diungkapkan dalam teori ekonomi klasik abad ke-18 dan 19, para ahli ekonomi seperti Adam Smith sudah menganalisa pasar ekonomi sebagai hasil dari kumpulan yang menyeluruh dari sejumlah transaksi ekonomi individual yang tidak dapat dilihat besarnya. Ia mengasumsikan bahwa transaksi-transaksi pertukuran akan terjadi hanya apabila kedua pihak dapat memperoleh keuntungan dari pertukaran tersebut, dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dapat dengan baik sekali dijamin apabila individu-individu dibiarkan untuk mengejar kepentingan pribadinya melalui pertukaran-pertukaran yang dinegosiasikan secara pribadi.


 Pertukaran Sosial; Penggunaan Dalam Kehidupan
Thibaut dan Kelley adalah psikoanalist yang berkonsentrasi pada bidang psikologi sosial khususnya interpersonal relationship atau hubungan antar personal. Pada tahun 1959 mereka membuat buku yang berjudul The Social Psychology of Groups. Ada 4 elemen dalam teori ini yang digunakan dalam menganalisa suatu hubungan yaitu, Rewards, Costs, Outcome, dan Comparison Level.
Rewards adalah elemen positif yang berguna meningkatkan nilai positif dalam sebuah hubungan. Contohnya ialah tingkah laku yang positif seperti menghargai, mendengarkan, memuji, dll. Sedangkan Costs ialah elemen negative yang bisa jadi dapat meretakkan hubungan. Seperti halnya dalam teori ekonomi, Cost merupakan biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu, dan bisa disebut juga Rugi. Contohnya ialah segala tingkah laku yang kurang menyenangkan seperti hal-hal yang memalukan, tidak menghargai, dll. Waktu dan usaha kita dalam menemui dan mendengarkan pasangan pun termasuk ke dalam cost.

Outcome ialah penggabungan nilai antara rewards dan costs. Misal nilai rewards lebih tinggi dari pada nilai costs (R > C), berarti outcome yang dihasilkan bagus. Itu artinya hubungan yang dijalankan cukup baik. Namun jika nilai rewards lebih rendah dari pada nilai costs (R < C), berarti outcome yang dihasilkan tidak begitu tinggi. Itu artinya hubungan yang dijalankan kurang bagus.

Lalu, Comparison Level. Elemen ialah standar komparasi (parameter) hubungan yang tengah kita jalani dengan hubungan kita yang lain sebagai pembanding. Elemen ini terbagi lagi atas 2 hal, yakni, Comparison Level (CL) dan Comparison Level for Alternative (CL alt). Dalam bukunya Thibaut dan Kelley menyatakan;

In evaluating the adequacy of the sampled and anticipated outcomes of a relationship, the members of a dyad will have need for some kind of standard or criterion of the acceptability of outcomes. At least two important kind of standard for such an evaluation can be identified. To try to make the distinction between these two standards as intuitively clear as possible, we may begin by saying that the first of these, called the comparison level (or CL), is the standard against which the member evaluates the “attractiveness” of the relationship or how satisfactory it is. The second, called the comparison level for alternative (or CL alt), is the standard the member uses in deciding whether to remain in or to leave the relationship.” (Thibaut & Kelley 1959, 21)

Maksudnya ialah, CL digunakan untuk menganalisa seberapa tinggi kepuasan kita terhadap hubungan kita saat ini. Yang digunakan sebagai pembanding ialah hubungan kita di masa lalu (sebelum kita menjalin hubungan dengan teman kita saat ini). Misal, A dan B menjalin hubungan saat ini. Sebelumnya A dan B memiliki hubungan dengan orang lain. Maka, sebelumnya A dan B memiliki standar hubungan sendiri dalam mengharapkan dan menilai hubungannya sekarang. Jika hubungan A dan B dengan pasangan lain di masa lalu cukup baik, maka setidaknya mereka telah memiliki standar hubungan yang baik. Jika hubungan yang sekarang ini (antara A dan B) dirasa kurang baik, maka ada ketidakpuasan yang dirasakan mereka dalam hubungan ini. Namun jika hubungan yang sekarang lebih baik, maka itu melampaui standar nilai mereka. Dan mereka (A dan B) merasakan kepuasan, bahkan ini bisa dijadikan standar baru bagi mereka jika suatu ketika akan menjalani hubungan baru.

Sedang CL alt ialah komparasi hubungan dengan hubungan yang dimiliki dyad lainnya. Ini bisa menjadi sebuah pertimbangan apakah hubungan tersebut masih bisa dipertahankan atau tidak (lihat kembali kutipan diatas). Misal, kembali ke hubungan A dan B. Masing-masing dari A dan B tentu memiliki hubungan dengan orang lain di luar hubungan mereka sekarang ini, A dan C atau B dan D. Jika hubungan dengan orang lain itu ternyata lebih baik dan lebih memuaskan dari hubungan mereka yang sekarang (A dan B) bisa jadi hubungan mereka retak.

Dan untuk mengetahui seperti apa hubungan anda, terdapat 6 tipe hubungan dibawah ini;

Six Typologies of Relationship
Relative Value of Outcome, CL, and CL alt
State of the relationship
Outcome > CL > CL alt
Satisfactory, stable, and interdependence
Outcome > CL alt  > CL
Satisfactory, stable, and,
Independence
CL alt  > CL > Outcome
Unsatisfactory, broken, and love to stay in other relationship
CL alt  > Outcome > CL
Satisfactory, unstable, and feel better to stay in other relationship
CL > CL alt  > Outcome
Unsatisfactory, broken
CL > Outcome > CL alt
More unsatisfactory but gratify, interdependence, and cannot broken

CL        : Comparison Level
CL alt     : Comparison Level for Alternatives

Pertentangan teori pertukaran sosial individualistis dan kolektivistis

Pertentangan yang terjadi ini merupakan akibat dari tumbuhnya pertentangan antara orientasi individualistis dan kolektisvistis. Homans mungkin merupakan seseorang yang sangat menekankan pada pendekatan individualistis terhadap perkembangan teori sosial. Hal ini tentunya berbeda dengan penjelasan Levi-Strauss yang bersifat kolektivistis khususnya mengenai perkawinan dan pola-pola kekerabatan.
Levi-Strauss merupakan seorang ahli antropologi yang berasal dari Prancis, ia mengembangkan suatu perspektif teoritis mengenai pertukaran sosial dalam analisannya mengenai praktik perkawinan dan sistem kekerabatan masyarakat-masyarakat primitif.Suatu pola umum yang dianalisanya adalah seorang pria mengawini putri saudara ibunya. Suatu pola yang jarang terjadi adalah orang mengawini putri saudara bapaknya. Pola yang terakhir ini dianalisa lebih lanjut oleh lanjut oleh Bronislaw Malinowski dengan pertukaran nonmaterial.
Dalam menjelaskan hal ini Levi-Strauss membedakan dua sistem pertukaran yaitu restricted exchange dan generalized exchange. Pada restricted exchange, para anggota kelompok dyad terlibat dalam transaksi pertukaran langsung, masing-masing anggota pasangan tersebut saling memberikan dengan dasar pribadi. Sedangkan pada generalized exchange, anggota-anggota suatu kelompok triad atau yang lebih besar lagi, menerima sesuatu dari seorang pasangan lain dari orang yang dia berikan sesuatu yang berguna.Dalam pertukaran ini memberikan dampak pada integrasi dan solidaritas kelompok-kelompok yang lebih besar dengan cara yang lebih efektif. Tujuan utama proses pertukaran ini adalah tidak untuk memungkinkan pasangan-pasangan yang terlibat dalam pertukaran itu untuk memenuhi kebutuhan individualistisnya. Akan tetapi untuk mengungkapkan komitmen moral individu tersebut kepada kelompok. Analisa mengenai perkawinan dan perilaku kekerabatan ini merupakan sebuah kritikan terhadap penjelasan Sir James Frazer seorang ahli Antropologi Inggris yang bersifat ekonomis mengenai pola-pola pertukaran yang terjadi antara pasangan perkawinan dalam masyrakat primitif.
Kekuatan:
Pertukaran Sosial dapat digunakan untuk mempelajari interaksi di spektrum yang luas dari hubungan romantis untuk hubungan kerja dalam organisasi. Pertama dijelaskan oleh Homans pada tahun 1958, itu tetap merupakan teori yang relevan yang terus menghasilkan penelitian baru.

Kelemahan:
Salah satu kelemahan dari teori ini adalah bahwa ia melihat interaksi manusia hanya sebagai proses rasional, dengan fokus pada formula ekonomi. Para kritikus berpendapat bahwa karena Pertukaran Sosial berfokus pada hadiah untuk biaya keseimbangan itu tidak menjelaskan alasan lain di balik bursa tertentu. Beberapa juga tantangan apakah manusia benar-benar mengambil waktu untuk berpikir tentang imbalan dan biaya saat memiliki dan pertukaran atau membentuk hubungan (Turner & West, 2007).

0 komentar:

Go to Top
Copyright © 2015 Khasan Almuza
Distributed By My Blogger Themes | Template Created By