EUTHANASIA


Dalam imaginasiku, ku merasakan bekas jejak-jejak arti kehidupan, aku mulai jengah dengan realita yang tak kunjung usai. Sebenarnya aku sudah lupa apa arti hidupku, tak ada lagi yang bisa ku harapkan maupun ku perjuangkan. Aku hanya bisa tebujur kaku dalam alam realita kehiduan ini, hanya jiwa saja yang masih eksis menampakan tanda-tanda kehidupanku. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku nanti, ku hanya bisa berkhayal membayangkan ekspektasi masa laluku yang kelam. Sungguh kini ku tak berarti apa-apa, bahkan harapanpun ku sangsi tuk memikirkannya.

Namun, terdengar secercah suara ibuku, tak kusangka. Gendang telingaku mendengar dengan jelas, ia tak akan meninggalkanku walau semenit, ia akan lakukan apapun demi bersamaku. Apa yang engkau harapkan dariku bu??? aku hanya secuil daging yang tak bisa apa-apa, Aku tak ingin menambah beban kehidupanmu. Biarlah aku pergi bu, menemui akan taqdirku. Ikhlaskanlah aku, bukankah engkau yang mengajariku akan arti keihlasan???


Sudahlah bu tak ada gunanya menangisiku, dokter sudah mengetuk palu ajalku, sudahlah iklaskanlah diriku yang sebentar lagi menjemput taqdirku. Ku mohon di detik-detik terakhirku, lukiskanlah untaian mutiara senyum mu. 

KENDAL, 28 September 2013.

0 komentar:

Go to Top
Copyright © 2015 Khasan Almuza
Distributed By My Blogger Themes | Template Created By